Mama Lauren: 2012 Bukan Kiamat, Justru Kebangkitan Indonesia Raya

Kepergian Mama Lauren menghadap Yang Maha Kuasa pada Senin (17/5) malam ternyata masih meninggalkan tanya. Sebelum meninggal, paranormal asal Belanda itu sempat meramalkan hal yang mengerikan terjadi di beberapa tahun mendatang. Akan ada bencana besar yang akan melanda dunia. Hal tersebut diungkapkan juga oleh Permadi, peramal yang juga teman Mama Lauren di Yayasan Psikologis Alam Semesta.

"Indonesia akan dilanda bencana yang luar biasa besarnya dari keempat unsur yaitu tanah, air, api, angin dalam waktu dekat ini," ungkap Permadi yang ditemui di rumah duka di kawasan Cipinang Indah, Jakarta Timur, Selasa (18/5) kemarin.

Dikatakan Permadi, ramalan itu terjadi seputar isu berakhirnya dunia pada 2012. Namun Permadi sendiri meyakinkan bahwa 2012 bukanlah kiamat yang sesungguhnya. "Saya dan Mama Lauren (meramal), nggak akan kiamat, justru kebangkitan Indonesia Raya. Menurut saya, agak menghormati SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bahwa 2010-2011 selesai," terang Permadi.

Semasa hidupnya, Permadi yang sudah cukup lama tidak bertemu Mama Lauren, menuturkan bahwa di setiap pertemuan mereka hampir tidak selalu menceritakan tentang dunia paranormal. Terkadang, Mama Lauren justru mengobrol mengenai keluarga, bahkan ketika sebulan lalu mereka bertemu di kelompok psikologi di Manggala Wana Bakti.

"Obrolan kita mengenai keluarga, dia mengatakan jaga baik anak-anak. Dia sangat dekat sama anak-anak, istri saya. Dia selalu manggil istri saya, Dewi," kata Permadi.

"Pesan darinya, lanjutkan perjuangan," lanjut Permadi, "Cita-cita beliau ingin Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur, aman sejahtera, menjadi mercusuar dunia."


Read More...

Demi Payudara Sehat, Jangan Pakai Bra 24 Jam

Jakarta, Beberapa wanita percaya menyangga payudara secara terus menerus bisa menghindari payudara turun. Namun kebiasaan itu ternyata bisa memicu peningkatan suhu tubuh sekitar payudara yang lama-lama berisiko terkena kanker.

Dua ilmuwan Sydney Singer dan istrinya Soma Grismaijer pada tahun 1991 melakukan penelitian mengenai berapa lama waktu yang ideal untuk memakai penutup dada wanita atau bra?

Jawabannya ternyata kurang dari 12 jam. Wanita yang ingin menghindari kanker payudara harus memakai bra dalam waktu sesingkat mungkin, dan sebaiknya kurang dari 12 jam per hari.

Singer dan Grismaijer mempelajari kebiasaan memakai bra 4.500 wanita di lima kota di seluruh Amerika Serikat. Hasil studinya telah dipublikasikan dalam sebuah buku Dressed To Kill: The Link Between Breast Cancer and Bras.

Hasil studi menunjukkan wanita yang memakai bra selama 24 jam sehari berisiko paling tinggi terkena kanker payudara. Sedangkan wanita yang jarang memakai bra paling sedikit risikonya.

Perbandingan hasil studi tersebut menunjukkan:

1. 3 dari 4 wanita yang memakai bra 24 jam per hari
2. 1 dari 7 wanita yang memakai bra lebih dari 12 jam per hari, tetapi tidak menggunakannya saat tidur
3. 1 dari 152 wanita yang memakai bra kurang dari 12 jam per hari
4. 1 dari 168 wanita yang jarang atau bahkan yang tidak pernah memakai bra sama sekali


Jadi risiko wanita yang memakai bra selama 24 jam memiliki 125 kali lipat risiko terkena kanker payudara dibanding yang jarang memakai bra.

Waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan payudara dengan tanpa memakai bra adalah saat tidur. "Jangan tidur dengan bra," kata Sydney Singer, seperti dilansir dari chetday, Jumat (23/4/2010).

Memijat payudara disertai menarik napas panjang setiap kali melepas bra dapat memperlancar aliran getah bening dan mencegah berkembangnya kanker pada payudara.

Sistem limfatik pada payudara hanya berkembang sepenuhnya selama kehamilan dan menyusui, sehingga wanita yang memakai bra sehari-hari, menunda memiliki anak dan yang tidak menyusui dapat terkena risiko kanker payudara lebih tinggi.

Sekitar 75 persen wanita yang terkena kanker payudara sebenarnya tidak memiliki faktor risiko kanker. Hal ini memunculkan dugaan bahwa penggunaan bra yang tidak pas atau terus-terusan memakai bra merupakan faktor yang dapat menjelaskan hal tersebut.

Ukuran bra yang tidak tepat atau terlalu ketat dapat membantu pertumbuhan kanker di payudara. Karena bra yang salah dapat menghambat penetralan bahan kimia berbahaya dalam tubuh yang menyebabkan kanker. Dan sekitar 80 persen wanita menggunakan bra yang salah.

Alasan utama mengapa bra yang ketat dapat membahayakan kesehatan adalah karena bisa membatasi aliran getah bening di payudara. Normalnya, cairan getah bening mencuci bahan limbah dan racun lain, serta menjauhkannya dari payudara.
Menggunakan bra terlalu lama juga meningkatkan suhu jaringan payudara, dan wanita yang memakai bra memiliki kadar hormon prolaktin (hormon yang berfungsi merangsang kelenjar air susu) yang lebih tinggi. Kedua hal ini dapat mempengaruhi pembentukan kanker payudara.

Read More...

Awas! Wanita Cantik Bahayakan Kesehatan Pria

Ini peringatan bagi kaum pria. Berdasarkan penelitian, berduaan dengan wanita cantik ternyata berbahaya bagi kesehatan seorang pria.

Adalah University of Valencia yang telah melakukan penelitian ini. Hasil penelitian universitas di Spanyol ini membuktikan bahwa berduaan bersama wanita cantik akan meningkatkan kadar hormon tubuh yang mengakibatkan stres, yakni kortisol.

Kortisol dihasilkan oleh tubuh di bawah tekanan fisik maupun psikis dan terkait dengan penyakit jantung. Kortisol memiliki efek positif jika dalam dosis yang rendah. Namun, peningkatan kadar kortisol justru dapat memperburuk kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, dan impotensi.

Berdasarkan penelitian itu, kortisol pada pria akan meningkat dalam waktu lima menit jika berdua dengan seorang wanita cantik, terlebih jika wanita itu belum dikenalnya.

Para peneliti telah melakukan uji coba pada 84 murid pria dengan meminta mereka duduk di dalam ruangan dengan menyelesaikan permainan puzzle. Sementara dalam ruangan itu juga terdapat seorang pria dan wanita yang semuanya belum dikenal oleh murid tersebut.

Si wanita asing itu kemudian diminta untuk meninggalkan ruangan, sehingga tinggal lah si murid pria dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Dari uji coba ini ternyata tingkat stres sang murid pria itu tidak meningkat. Namun, ketika murid pria itu ditinggalkan berdua hanya dengan wanita cantik tak dikenal itu, ternyata kadar kortisolnya naik hanya dalam waktu lima menit.

Dari kasus itu para peneliti dari University of Valencia pun menyimpulkan bahwa kehadiran wanita cantik bagi kebanyakan pria mempengaruhi persepsi mereka. Di mana ada keinginan untuk berkenalan. Sementara bagi beberapa pria mungkin justru akan menghindari wanita cantik karena mereka berpikir si wanita berasal dari lingkungan pergaulannya, mayoritas akan merespon dengan ketakutan dan respon hormon yang bersamaan.

Kasus ini menunjukkan bahwa kadar kortisol pria meningkat setelah lima menit melakukan kontak sosial dengan wanita muda yang cantik.

Jadi, masih ingin berduaan dengan wanita cantik?

Read More...